Langsung ke konten utama

Tren Akuisisi Terbaru di Industri Perkebunan Kelapa Sawit

Meski harga komoditas dunia, termasuk minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), sedang bergejolak, hal itu tidak menyurutkan minat akuisisi di industri ini. Dengan dukungan pasar yang besar dan diversifikasi produk yang luas, industri perkebunan kelapa sawit diyakini tetap prospektif ke depan.

Inilah tren akuisisi terbaru di industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), emiten perkebunan kelapa sawit, melalui anak usahanya yakni PT Swakarsa Sinarsentosa (SWA), mengakuisisi 15% investasi entitas usaha REA Holdings Plc (REA) yang berada di Indonesia, yakni PT REA Kaltim Plantations. Dharma Satya Nusantara dan REA Holdings Plc telah melakukan kesepakatan bersyarat mengenai transaksi tersebut.

Sesuai perjanjian bersyarat (Master Agreement) dengan REA Kaltim, SWA akan mengakuisisi 650 saham beredar kelas B pada REA Kaltim dan meningkatkan porsi kepemilikan dengan jumlah 1.530 saham baru kelas B, sehingga total kepemilikan SWA pada REA Kaltim menjadi 2.180 yang mewakili 15% dari tambahan modal saham yang diterbitkan pada REA Kaltim.

"SWA juga akan menyediakan pinjaman kepada REA Kaltim dan anak usahanya yang setara dengan 15/85 dari keseluruhan jumlah pokok pinjaman dari pinjaman pemegang anak perusahaannya dari REA dan anak usaha yang sepenuhnya dimiliki oleh REA Kaltim, yakni REA Services Limited," kata manajemen Dharma Satya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan proposal tersebut, SWA akan memegang 15% dari modal saham yang diterbitkan pada REA Kaltim dan 15% dari total keseluruhan jumlah pokok pinjaman dari pinjaman pemegang saham kepada REA Kaltim dan anak usahanya. Hasil dari transaksi ini akan dimanfaatkan untuk pelunasan utang, pemberian pinjaman kepada anak usaha dan modal kerja.

Menurut dia, total nilai saham yang akan dibeli dan nilai dari penempatan saham akan tergantung pada keseluruhan jumlah hektar yang ditanami oleh REA Kaltim dan entitas usahanya, aktiva lancar bersih dari REA Kaltim dan total utang REA Kaltim pada penutupan buku 30 Juni 2016 yang diperkirakan seluruhnya mencapai US$16,8 juta.

"Kesepakatan ini akan bergantung antara lain pada hasil proses due diligence, dokumen formal dan semua persetujuan lainnya yang dibutuhkan dari kesepakatan tersebut dan ditargetkan rampung paling lambat 31 Oktober 2016," paparnya.

Selain itu, DSN telah menyetujui bahwa sebelum 10 Juni 2016 akan memberikan pinjaman untuk REA Kaltim senilai US$10 juta, di mana nantinya dikompensasikan saat selesainya proposal investasi yang diajukan.

Saat ini, REA Kaltim telah menerbitkan total 13.000 saham, yang terdiri dari 12.350 saham kelas A dan 650 saham kelas B. Masing-masing saham di REA Kaltim memiliki hak dan ketentuan yang sama.

Aktiva bruto dari REA Kaltim, yang dimasukkan dalam laporan keuangan gabungan kelompok usaha REA pada 31 Desember 2015, berjumlah US$853,5 juta dan laba sebelum pajak, yang dimasukkan dalam laporan keuangan tersebut untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2015, berjumlah US$4,2 juta.

Kedua pihak telah sepakat akan adanya kemungkinan DSN untuk meningkatkan kepemilikannya pada REA Kaltim yang akan dilakukan melalui anak perusahaannya, sampai dengan jumlah maksimal sebesar 49% secara bertahap selama jangka waktu lima tahun, dengan masing masing peningkatan akan dilakukan berdasarkan kesepakatan harga dan ketentuan lain pada waktu peningkatan tersebut dan berdasarkan atas telah diterimanya seluruh izin dan persetujuan yang diperlukan.

"Direksi DSN percaya bahwa proposal investasi strategis dan joint venture dengan REA Kaltim akan memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak, khususnya dalam efisiensi sumber pasokan dan marketing serta pertukaran informasi praktek-praktek agronomi," ungkapnya.

REA Kaltim dan anak-anak perusahaannya menjalankan kegiatan utamanya dalam pengolahan kelapa sawit di Kalimantan Timur dan dalam produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit. Sampai dengan 31 Desember 2015, REA Kaltim dan anak perusahaannya memiliki lahan tertanam sebanyak 37.097 hektar, dengan total Hak Guna Usaha (HGU) sebesar 70.584 hektar.(*)

Sumber: di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kumpulan Data Industri Besi dan Baja di Indonesia

  Duniaindustri.com (Juni 2021) -- Berbagai tantangan dan peluang masih membayangi industri baja nasional. Dengan peranan penting sebagai mother industry, sektor industri baja memiliki potensi perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat Indonesia masih menjadi emerging country yang terus membangun baik infrastruktur maupun segmen konstruksi lainnya. Untuk mengcover  rekam jejak industri ini dalam digital database , siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan 15 digital database berikut ini: 1)  Data Trend Harga HRC dan CRC Periode 2016-2021 (Komparasi Harga di China dan Indonesia) 2)  Data Riset Pangsa Pasar Baja Canai Panas atau HRC 2015-2024 (Market Growth Industri Baja) 3)  Riset Data Spesifik Bahan Material Bangunan 2015-2024 (Tren Pertumbuhan Pasar Pasca Covid-19) 4)  Market Outlook 6 Jenis Baja Konstuksi 2015-2024 (Corrugated Steel, Guardrails, Steel Decks, Tower, Transmisi...

Riset Segmentasi Pasar Industri Sepeda 2016-2024

   Duniaindustri.com (Februari 2021) -- Terbukti selama masa pandemi Covid-19, sejumlah sektor industri mengalami penurunan drastis, namun ada beberapa sektor yang justru menuai pertumbuhan. Pandemi telah mengubah landskap bisnis secara sektoral dengan meninggalkan pergeseran perilaku konsumen, termasuk di industri sepeda (bicycle). Untuk membedah trend pertumbuhan serta peta pangsa pasar pemain lokal, tim Duniaindustri.com merilis " Riset Data Spesifik Industri Sepeda Bicycle 2016-2024 (Market Growth Segmentation & Market Leader Database) " pada minggu ketiga Februari 2021 yang menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market outlook, dan database digital terlengkap di Indonesia. Riset data ini berisi 38 halaman pdf berukuran 4,38 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.   Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (...

Mengkaji 12 Metodologi Riset Pasar di Sektor Industri

   Duniaindustri.com (Juli 2024) -- Seiring dengan geliat iklim bisnis yang terasa makin cepat di semester II 2024, pelaku industri perlu memperkuat penetrasi pasar dan daya dobrak marketing guna menyongsong prospek pertumbuhan tinggi di era pemerintahan baru. Duniaindustri.com sebagai salah satu startup big data dan market research ikut mendukung hal itu dengan mengupdate digital database yang saat ini mencapai 297 data research di 28 sektor industri. Didukung metodologi yang komprehensif, mulai dari survei lapangan, database exim, direktori database, hingga studi literatur terkini, data research Duniaindustri.com diharapkan menjadi benchmark tersendiri bagi pelaku industri. Tim Duniaindustri.com memperluas cakupan metodologi dan teknik pengumpulan, penelusuran, dan pengolahan data, analisis, kajian independen, serta riset data spesifik dengan 12 komponen utama, yakni: 1. Survei lapangan 2. Kuesioner 3. Market comprehensive database (regulatory source) 4. Market intelligence ...