Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Trend Terbaru Aturan DP Kredit Kendaraan 0%

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan aturan terbaru   penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan alias multifinance/leasing. Aturan yang tertuang dalam POJK Nomor 35/POJK.05/2018 ini mengatur lebih jauh tentang uang muka alias DP (Down Payment), termasuk DP kredit kendaraan 0%. Dalam   Bab IV aturan tersebut   disebutkan Perusahaan Pembiayaan yang memiliki Tingkat Kesehatan Keuangan dengan kondisi minimum sehat dan mempunyai   nilai Rasio   NPF Neto untuk   pembiayaan kendaraan   bermotor lebih rendah atau sama dengan 1% (satu persen) dapat menerapkan ketentuan besaran Uang Muka Pembiayaan Kendaraan Bermotor kepada Debitur sebagai berikut: 1) Bagi kendaraan bermotor roda dua atau tiga, paling rendah 0% (nol persen) dari harga jual kendaraan yang bersangkutan; 2) Bagi kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang digunakan untuk Pembiayaan Investasi, paling rendah 0% (nol persen) dari harga jual kendaraan yang bersangkutan; atau 
 3) Bagi kendaraan bermotor roda empa

Market Analysis di 13 Sektor Industri dan 164 Database

Dunia memasuki era disruptions , di mana tatanan konvensional terlibas dan hancur, serta ketidakpastian. Hanya orang-orang dengan inovasi dan terobosan ‘gila’ saja yang mampu bertahan. Fenomena baru di dunia meliputi empat unsur yang disingkat VUCA. Apa empat unsur tersebut, berikut penjelasannya: pertama, Volatility (Keriangan) di mana terjadi perubahan dinamis dari yang natural, Uncertainly (Ketidakpastian), Complexity yaitu kekuatan dari luar yang akan meruntuhkan kita, tapi kita tak bisa melawan, dan Ambiguity, yaitu modernitas, khususnya untuk tekonologi. Jika digabungkan, itulah masa disruptions. Karena itu, setiap perusahaan baik itu skala besar, menengah, dan kecil harus berubah. Karena sekarang, pesaing bisa berasal dari perusahaan start up . Dunia sudah semakin tak menentu, maka kita perlu terobosan-terobosan yang “gila” supaya bisa mendongkrak perusahaan kita. Caranya, lebih tangkas, inovasi digalakkan, dan yang terpenting adalah ide “gila”. Perusahaan haru

Menilik Strategi Pemimpin Pasar di Sektor Industri

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, market leader industri baja di Indonesia, akan melakukan sejumlah strategi di 2019, mulai dari restrukturisasi utang hingga akuisisi terhadap pabrik baja. KS akan merestrukturisasi utang sebesar US$2 miliar atau setara Rp28 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS) pada tahun ini. Seiring dengan itu, KS juga sedang bernegosiasi untuk mengakuisisi dua sampai tiga pabrik baja yang terancam kolaps. Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan beberapa opsi yang disiapkan dalam restrukturisasi utang antara lain perpanjangan utang, negosiasi bunga utang, dan utang ditukar dengan saham perusahaan (debt to equity swap). "Fokusnya (tahun ini) kan menata fundamental Krakatau Steel dulu, saya mau buat Krakatau Steel sehat dulu, salah satunya restrukturisasi," ujarnya. Dalam laporan keuangan perusahaan per September 2018, total liabilitas emiten berkode KRAS itu sepanjang kuartal III 2018 sebesar US$2,35 miliar. Angka itu naik dari

Mengulas Lima Negara dengan Kontribusi Manufaktur Terbesar di Dunia

Dari seluruh negara di dunia, saat ini terdapat lima negara dengan kontribusi industri manufaktur terbesar , melampaui rata-rata secara global. Kelima Negara itu adalah China (dengan kontribusi manufaktur terhadap perekonomian sebesar 28,8%), Korea Selatan (27%), Jepang (21%), Jerman (20,6%), dan Indonesia (20,5%), berdasarkan data Bank Dunia 2017. Masih berdasarkan data World Bank tahun 2017, saat ini negara-negara industri di dunia, kontribusi sektor manufakturnya terhadap perekonomian rata-rata sekitar 17%. “Kalau merujuk data tersebut, saat ini tidak ada negara di dunia yang bisa mencapai di atas 30%,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto di Jakarta, akhir 2018. Sementara itu, negara-negara dengan kontribusi industrinya di bawah rata-rata 17%, antara lain Meksiko, India, Italia, Spanyol, Amerika Srikat, Rusia, Brasil, Perancis, Kanada dan Inggris. “Bahkan, sekarang pertumbuhan ekonomi global tidak lagi dua digit. Di China saja single digit