Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

Strategi Perusahaan Tekstil untuk Bertahan dari Gejolak Global

Perusahaan-perusahaan tekstil di Indonesia pada dua tahun terakhir harus menerapkan strategi-strategi berbeda untuk dapat bertahan dari gejolak global. Perlambatan ekonomi global, perang mata uang, serta kejatuhan harga komoditas menjadi tantangan tersendiri yang mesti dihadapi. PT Indorama Synthetics Tbk (INDR) , emiten produsen tekstil hulu yang dimiliki salah satu orang terkaya di Indonesia, Sri Prakash Lohia, misalnya memilih strategi mempercepat realisasi ekspansi pabrik baru senilai US$ 40 juta atau setara Rp 556 miliar (kurs Rp13.900 per dolar) di Subang, Jawa Barat. Pembangunan pabrik baru itu tergolong cepat karena membutuhkan waktu hanya tujuh bulan. CEO Indorama Sri Prakash Lohia mengatakan, pembangunan pabrik yang dilakukan ini merupakan pembangunan pabrik tercepat dari sembilan pabrik yang telah terbangun. “Kami tambah lagi satu pabrik di sini. Tujuh bulan sudah bisa diselesaikan. Di mana coba bisa bangun pabrik dengan proses yang cepat,” ujar Lohia. Selain itu, dari be

BCA Puncaki Bank Terbesar di Industri Perbankan Asia Tenggara

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) berhasil melampaui DBS Singapura sebagai bank terbesar di wilayah Asia Tenggara dalam kapitalisasi pasar di bursa saham. Berdasarkan data dari Bloomberg, kapitalisasi pasar BCA per Kamis (11/2) sebesar US$ 24 miliar, mengalahkan DBS yang kapitalisasinya jatuh ke kisaran US$ 23 miliar. Saham DBS terkoreksi 37,8% sejak Agustus lalu. Saham DBS turun ke Sin$ 13,02 dibandingkan Sing$ 21,12 per 21 Agustus lalu. Sementara itu, saham BCA naik 18% dari Rp 11.252 per 21 Agustus ke Rp 13.275 per Jumat (12/2). Kenaikan saham BCA ikut ditopang pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan sepanjang 2015. Sementara pada 2016, BCA juga berencana menurunkan suku bunga kredit UKM sebesar 0,25% pada Februari 2016 menjadi 13%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, sejak penurunan BI rate dan implementasi program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga 9%, perbankan diarahkan untuk menurunkan suku bunga simpanan dan kredit. Suku bunga simpanan BCA sudah t

Data dan Outlook Industri Farmasi 2010-2019

Data dan Outlook Industri Farmasi 2010-2019 ini menampilkan data dan outlook secara komprehensif terkait seluruh informasi mengenai industri farmasi di Indonesia, mulai dari tren pertumbuhan pasar farmasi secara global (global healthcare market), tren permintaan/demand pasar global, tren pasar farmasi dan alat kesehatan di Asia Pasifik (mulai dari farmasi dan bioteknologi, alat medis, medical imaging, diagnostik, dan healthcare IT), hingga produsen farmasi terbesar di Indonesia, strategi ekspansi ke depan, serta kinerja keuangan para pemain farmasi di negeri ini. Khusus terkait pasar farmasi Indonesia, data ini menampilkan belanja kesehatan terhadap PDB, pasar industri farmasi nasional, roadmap program Jaminan Kesehatan nasional (JKN), serta segmentasi pasar farmasi nasional. Duniaindustri.com membuat riset terkait proyeksi pertumbuhan pasar farmasi nasional periode 2015 hingga 2019, persentase pertumbuhannya, dan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Juga ditampilkan be

Memenangi Persaingan dengan Dukungan Data Industri yang Tepat

Berbicara tentang data , tentu di setiap lini usaha, mulai dari pembelian bahan baku, pencarian vendor, proses pengolahan, marketing, distribusi, ekspor-impor, semua membutuhkan data, kajian, analisis, dan riset yang tepat . Bahkan, persaingan pasar juga membutuhkan data, analisis, dan riset untuk mengintip kekuatan-kelemahan pesaing ( market intelligence ), mempelajari strategi kompetitor, mengakuisisi pelanggan, mempertahankan pangsa pasar, edukasi pasar, edukasi konsumen, brand identity, brand awareness, dan lainnya. Di era globalisasi dan digitalisasi seperti sekarang, data sudah dianggap sebagai komoditas yang dapat diperjualbelikan secara profesional. Seluruh rantai bisnis industri (supply-demand chain) membutuhkan data untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan efisien. Namun, di Indonesia sering terjadi pencarian data, kajian, penelitian, survey, analisis, dan riset sulit dilakukan karena terbatasnya akses informasi, ruang publik, ekosistem yang belum berkemba

Dua Prinsipal Mobil AS Tumbang di Indonesia

Dua prinsipal mobil asal Amerika Serikat , yakni General Motor (GM) dan Ford Motor Company, tampaknya kurang berhasil bersaing di pasar mobil di Indonesia. Terbukti, GM terpaksa harus menutup pabrik yang memproduksi Chevrolet Spin, sedangkan Ford terpaksa menutup dealership dan menghentikan penjualan serta impor resmi semua kendaraan Ford di Indonesia. Kabar penutupan itu disiarkan melalui laman resmi Ford Indonesia. “Ini keputusan bisnis yang sulit untuk mundur dari seluruh operasi kami di Indonesia pada paruh kedua tahun ini. Termasuk menutup dealership Ford dan menghentikan penjualan dan impor resmi semua kendaraan Ford,” tegas Managing Director FMI Bagus Susanto. Dia menyampaikan, pemilik mobil Ford bisa terus mengunjungi diler Ford untuk semua dukungan layanan penjualan, servis, dan garansi hingga beberapa waktu ke depan pada tahun ini. “Kami akan menghubungi Anda lagi sebelum proses pergantian untuk memberitahukan peraturan yang baru,” ungkapnya. Pihaknya berterima kasih ata

Ultrajaya Kuasai 64% Pasar Teh Siap Saji

Berbicara soal industri minuman terutama industri susu dan teh siap saji, tentu Indonesia merupakan pasar yang potensial. Dengan pertumbuhan tinggi, berbagai perusahaan berminat masuk ke lini bisnis ini. Mari kita tengok sejenak market leader di bisnis ini, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ), emiten produsen susu ultra high temperature (UHT) dan teh siap minum (ready to drink tea), menguasai 46,1% pasar susu UHT di Indonesia, terbesar di negeri ini, dan 64,6% pasar teh siap minum dalam kemasan karton, menurut data yang diperoleh duniaindustri.com . Volume pasar susu cair diperkirakan tumbuh 2% pada 2015, sedangkan teh siap minum tumbuh lebih tinggi sebesar 6%. Dengan pangsa pasar yang besar, Ultrajaya merupakan market leader di industri susu UHT dan teh siap minum. Ultrajaya menyisihkan sejumlah kompetitor di industri susu UHT antara lain Frisian Flag yang berada di posisi kedua dengan pangsa pasar 19%, Indomilk 16%, Real Good 5%, Milo 5%, Clevo 4%, Diamond 1