Langsung ke konten utama

Raksasa Global Datang, Industri E-Commerce Makin Padat

Persaingan bisnis di industri e-commerce makin ketat dan cenderung sesak (crowded) sehingga membuat jurang ketidakpastian yang semakin dalam terhadap tercapainya profitabilitas. Kondisi itu antara lain disebabkan datangnya perusahaan digital global yang menanamkan investasi hingga puluhan triliun di industri e-commerce lokal.

Hal itu diungkapkan Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, menanggapi pelepasan saham XL di Elevenia. Seperti diketahui, PT XL Axiata Tbk telah menjual seluruh saham yang dimilikinya di Elevenia. Langkah ini diambil XL untuk mengurangi dampak kerugian yang semakin besar dari usahanya di situs belanja online tersebut.

Dian menyampaikan dalam bisnis e-commerce, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk bisa mendapatkan keuntungan. Biasanya di lima tahun pertama, bisnis tersebut masih akan merugi. Namun, dengan masuknya pemain raksasa ke Indonesia seperti Alibaba, kompetisi akan menjadi semakin ketat, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan keuntungan akan semakin lama.

“Dalam bisnis e-commerce, awalnya itu istilahnya bakar duit dulu. Uang yang ada banyak digunakan untuk promosi, advertising, dan sebagainya. Dari sisi business plan, lima tahun pertama itu memang bleeding atau berdarah-darah dulu. Tapi dengan lebih ketatnya kompetisi seperti saat ini, dana yang dibutuhkan tentunya akan lebih banyak, dan bleeding-nya akan tambah panjang. Makanya kita ambil keputusan untuk melepas Elevenia. Apalagi XL kan bermain di industri telekomunikasi yang juga membutuhkan dana besar,” ujar Dian.

Dian mengatakan, keputusan untuk menjual saham XL di Elevenia telah melalui perhitungan yang cermat. Masuknya investor raksasa telah menyebabkan kompetisi yang semakin keras dan jurang ketidakpastian yang semakin dalam terhadap tercapainya profitabilitas.

“Ketika masuk ke e-commerce, tentu harapanya bisa menang di industri ini dan mendapatkan keuntungan. Seiring berjalannya waktu, di tahun 2016 mulai datang pemain besar ke Indonesia, sehingga dunia e-commerce semakin crowded dengan investasi dari luar yang besar. Dalam bisnis ini, yang besarlah yang bakalan menang,” tutur Dian.

Meskipun telah melepas Elevenia, kata Dian, XL Axiata masih memiliki beberapa unit bisnis digital, di antaranya digital entertainment, digital advertising, dan juga digital money.

Seluruh saham Elevenia kini dimiliki oleh PT Jaya Kencana Mulia Lestari dan Superb Premium Pte Ltd, yang disebut-sebut sebagai anak usaha Salim Group.

Agresivitas Alibaba
Pemain digital global memang sedang agresif menanam investasi di Indonesia. Lihat saja, Alibaba menjadi pemegang saham minoritas dari Tokopedia. CEO Tokopedia William Tanuwijaya menjelaskan, modal baru dari raksasa e-Commerce Asia, Alibaba, mencapai US$ 1,1 miliar, atau sekitar Rp 14,7 triliun.

Dia menegaskan, investasi Alibaba bersifat investasi murni dan tidak mengakuisisi Tokopedia. Dengan begitu, Alibaba pun akan menjadi pemegang saham minoritas bagi Tokopedia. “Pemodalan lebih dari Rp 14 triliun akan dipimpin oleh Alibaba Group. Mereka juga akan menjadi pemegang saham minoritas kami,” kata William.

“Kami selalu menganggap bahwa Alibaba merupakan guru dan role model bagi kami. Karenanya, hari ini kami menyambut baik Alibaba sebagai salah satu pemegang saham di Tokopedia dan kami percaya bahwa kemitraan ini akan mempercepat terwujudnya misi kami dalam menggerakkan pemerataan ekonomi secara digital,” tambahnya.

“Alibaba Group dan Tokopedia memiliki kesamaan visi dalam membantu UMKM dalam kesuksesan usahanya dan kami sangat senang dapat bekerja sama bersama Tokopedia untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia,” jelas Daniel Zhang, CEO Alibaba Group.

Untuk diketahui, Alibaba bisa dibilang sebagai e-Commerce yang paling mendominasi di Negeri Tirai Bambu. Mereka bahkan mulai ekspansi ke Tanah Air dengan mengakuisisi Lazada, yang notabene menjadi salah satu pemain besar di industri e-Commerce lokal.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 142 database, klik di sini
** Butuh 18 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kumpulan Data Industri Besi dan Baja di Indonesia

  Duniaindustri.com (Juni 2021) -- Berbagai tantangan dan peluang masih membayangi industri baja nasional. Dengan peranan penting sebagai mother industry, sektor industri baja memiliki potensi perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat Indonesia masih menjadi emerging country yang terus membangun baik infrastruktur maupun segmen konstruksi lainnya. Untuk mengcover  rekam jejak industri ini dalam digital database , siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan 15 digital database berikut ini: 1)  Data Trend Harga HRC dan CRC Periode 2016-2021 (Komparasi Harga di China dan Indonesia) 2)  Data Riset Pangsa Pasar Baja Canai Panas atau HRC 2015-2024 (Market Growth Industri Baja) 3)  Riset Data Spesifik Bahan Material Bangunan 2015-2024 (Tren Pertumbuhan Pasar Pasca Covid-19) 4)  Market Outlook 6 Jenis Baja Konstuksi 2015-2024 (Corrugated Steel, Guardrails, Steel Decks, Tower, Transmisi...

Data Terbaru, Analisa Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023

        Riset Data Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023 (Pangsa Pasar Top 5 Market Leader)  ini dirilis minggu ketiga Oktober 2023 menampilkan kajian data spesifik, riset spesifik industri bumbu (food seasoning) serta bahan tambahan pangan (BTP), database lengkap, pangsa pasar market leader, serta market trend untuk periode 2017-2023. Riset data ini berisi 61 halaman pdf berukuran 6,2 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan highlights perekonomian Indonesia 2020-2022 serta outlook 2023. Tantangan perlambatan ekonomi di 2020-2023 menjadi perhatian khusus para pelaku industri, termasuk pebisnis industri bumbu dan BTP. (halaman 2-4) Kemudian disusul megatrend dunia menuju 2045 dan demografi dunia di halaman 5, highlights demografi Indonesia periode 2010 hingga 2045 di halaman...

Riset Segmentasi Pasar Industri Sepeda 2016-2024

   Duniaindustri.com (Februari 2021) -- Terbukti selama masa pandemi Covid-19, sejumlah sektor industri mengalami penurunan drastis, namun ada beberapa sektor yang justru menuai pertumbuhan. Pandemi telah mengubah landskap bisnis secara sektoral dengan meninggalkan pergeseran perilaku konsumen, termasuk di industri sepeda (bicycle). Untuk membedah trend pertumbuhan serta peta pangsa pasar pemain lokal, tim Duniaindustri.com merilis " Riset Data Spesifik Industri Sepeda Bicycle 2016-2024 (Market Growth Segmentation & Market Leader Database) " pada minggu ketiga Februari 2021 yang menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market outlook, dan database digital terlengkap di Indonesia. Riset data ini berisi 38 halaman pdf berukuran 4,38 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.   Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (...