Langsung ke konten utama

Pasar Semen Menguat, Produsen Berebut Pangsa Pasar

Penguatan pasar semen di Indonesia terus berlanjut dengan persentase pertumbuhan yang cukup meyakinkan. Pada November 2017, penjualan semen di Indonesia naik 12,1% secara bulanan dibanding Oktober 2017 menjadi 6,36 juta ton dari sebelumnya 5,67 juta ton, berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang diperoleh Duniaindustri.com.

Penguatan pasar itu melanjutkan tren naik pada Oktober 2017 yang tercatat tumbuh 12,5% secara bulanan, September 2017 naik 12,8%, Agustus 2017 tumbuh 9,4%, dan Juli 2017 melonjak 56,4%. Dengan demikian, dalam lima bulan terakhir penjualan semen di Indonesia tercatat melonjak rata-rata majemuk per bulan (CAGR) sebesar 20,64% periode Juli-November 2017.

Secara akumulasi, penjualan semen di Indonesia pada periode Januari-November 2017 tumbuh 7,8% dibanding periode yang sama tahun lalu, dari 56,18 juta ton menjadi 60,55 juta ton. Angka pertumbuhan itu melampaui estimasi awal yang hanya berkisar 3%-5%.

Duniaindustri.com menilai percepatan realisasi proyek infrastruktur pada akhir tahun menjadi katalis utama pertumbuhan pasar semen dalam 11 bulan 2017. Selain itu, menggeliatnya sektor properti swasta didorong ekspektasi pemulihan ekonomi nasional di 2018 mengakselerasi pertumbuhan penjualan terutama untuk segmen ritel. Di sisi lain, curah hujan yang relatif lebih rendah dibanding tahun lalu membentuk momentum positif. Akumulasi faktor-faktor di atas tampaknya mengkonfirmasi tren pembalikan arah (recovery) pasar semen di Indonesia setelah membentuk titik equilibrium baru hingga akhir semester I 2017.

Penguatan pasar semen di Indonesia pada 11 bulan 2017 masih ditopang penjualan di Pulau Jawa yang berkontribusi 56,6% terhadap total pasar. Pasar semen di Pulau Jawa tumbuh 12,2% sepanjang Januari-November 2017 menjadi 34,27 juta ton dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 30,53 juta ton.

Penguatan pasar semen juga terjadi di Sumatera (+5%), Nusa Tenggara (+6%), dan Papua (+1,3%). Sebaliknya, pasar semen di Kalimantan (-2,8%) dan Sulawesi (-1,9%) justru menurun.
Di Pulau Jawa, pasar semen di Jawa Timur menjadi yang paling besar, setelah melampaui Jawa Barat pada tahun ini. Seluruh provinsi di Pulau Jawa mencatatkan pertumbuhan penjualan semen di atas 4%, dengan pertumbuhan tertinggi di Jawa Tengah (+17,4%), diikuti Jawa Timur (+13,8%), dan Yogyakarta (+13,4%). Pulau Jawa bagian barat cenderung membukukan pertumbuhan pasar semen yang relatif lebih rendah dibanding bagian timur, dengan Jawa Barat memimpin pertumbuhan sebesar 11,3%, diikuti DKI Jakarta 9,5%, dan Banten 4,2%.

Penguatan pasar semen di Indonesia secara signifikan dalam lima bulan terakhir akan mengikis kondisi over supply di pasar sehingga para produsen cenderung memperkuat stok di distributor, menurut analisis Duniaindustri.com. Tekanan perang harga di pasar akan sedikit berkurang, berubah menjadi perang strategi stok untuk memaksimalkan peluang pasar. Persaingan perebutan pangsa pasar akan terjadi lebih sengit dalam kondisi ini mengingat seluruh produsen berupaya mengoptimalkan kapasitas produksi agar terserap pasar.

Apalagi di masa libur Natal dan Tahun Baru, ruang gerak para produsen semen dibatasi pelarangan distribusi truk serta jam kerja dalam masa liburan. Hal ini membuat perang strategi stok di masing-masing ujung tombak saluran penjualan akan memanas.

Ketua Umum ASI Widodo Santoso sebelumnya menjelaskan para produsen berharap pembangunan infrastruktur, proyek-proyek strategis, dan program sejuta rumah, serta pembangunan perdesaan, khususnya di luar Pulau Jawa segera bergerak. "Dengan begitu, diharapkan penjualan domestik tahun ini bisa meningkat 5%-6 % menjadi 65 juta ton,” paparnya belum lama ini.(*)


Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 146 database, klik di sini
** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kumpulan Data Industri Besi dan Baja di Indonesia

  Duniaindustri.com (Juni 2021) -- Berbagai tantangan dan peluang masih membayangi industri baja nasional. Dengan peranan penting sebagai mother industry, sektor industri baja memiliki potensi perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat Indonesia masih menjadi emerging country yang terus membangun baik infrastruktur maupun segmen konstruksi lainnya. Untuk mengcover  rekam jejak industri ini dalam digital database , siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan 15 digital database berikut ini: 1)  Data Trend Harga HRC dan CRC Periode 2016-2021 (Komparasi Harga di China dan Indonesia) 2)  Data Riset Pangsa Pasar Baja Canai Panas atau HRC 2015-2024 (Market Growth Industri Baja) 3)  Riset Data Spesifik Bahan Material Bangunan 2015-2024 (Tren Pertumbuhan Pasar Pasca Covid-19) 4)  Market Outlook 6 Jenis Baja Konstuksi 2015-2024 (Corrugated Steel, Guardrails, Steel Decks, Tower, Transmisi...

Data Terbaru, Analisa Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023

        Riset Data Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023 (Pangsa Pasar Top 5 Market Leader)  ini dirilis minggu ketiga Oktober 2023 menampilkan kajian data spesifik, riset spesifik industri bumbu (food seasoning) serta bahan tambahan pangan (BTP), database lengkap, pangsa pasar market leader, serta market trend untuk periode 2017-2023. Riset data ini berisi 61 halaman pdf berukuran 6,2 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan highlights perekonomian Indonesia 2020-2022 serta outlook 2023. Tantangan perlambatan ekonomi di 2020-2023 menjadi perhatian khusus para pelaku industri, termasuk pebisnis industri bumbu dan BTP. (halaman 2-4) Kemudian disusul megatrend dunia menuju 2045 dan demografi dunia di halaman 5, highlights demografi Indonesia periode 2010 hingga 2045 di halaman...

Riset Segmentasi Pasar Industri Sepeda 2016-2024

   Duniaindustri.com (Februari 2021) -- Terbukti selama masa pandemi Covid-19, sejumlah sektor industri mengalami penurunan drastis, namun ada beberapa sektor yang justru menuai pertumbuhan. Pandemi telah mengubah landskap bisnis secara sektoral dengan meninggalkan pergeseran perilaku konsumen, termasuk di industri sepeda (bicycle). Untuk membedah trend pertumbuhan serta peta pangsa pasar pemain lokal, tim Duniaindustri.com merilis " Riset Data Spesifik Industri Sepeda Bicycle 2016-2024 (Market Growth Segmentation & Market Leader Database) " pada minggu ketiga Februari 2021 yang menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market outlook, dan database digital terlengkap di Indonesia. Riset data ini berisi 38 halaman pdf berukuran 4,38 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.   Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (...