Langsung ke konten utama

Produksi Obat Masih Didominasi Bahan Baku Impor


Asosiasi produsen farmasi asing (International Pharmaceutical Manufacturer Group/IPMG) mencatat dari 25 ribu obat yang terdaftar, sekitar 95% bahan bakunya masih bergantung pada produk impor. Kondisi tersebut menjadi salah satu tantangan bagi perkembangan industri farmasi di Indonesia.

“Industri farmasi dalam 4 sampai 5 tahun belakangan menghadapi tantangan yang cukup signifikan. Terutama pasca diberlakukannya Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Januari 2014. IPMG menilai, skema pengadaan dan distribusi obat dalam program JKN dinilai perlu ditata ulang atau diperbaiki, mengingat sistem tersebut, yang ada saat ini masih belum terprogram dengan baik, sehingga cenderung menghambat pertumbuhan industri farmasi nasional,” ujar Parulian Simandjuntak, Direktur Eksekutif IPMG, di Jakarta, kemarin.

Menurut dia, sistem pengadaan obat yang belum tertata baik dalam JKN juga menekan pertumbuhan industri farmasi nasional. Dari yang semula mampu tumbuh di atas 10% sebelum diberlakukannya JKN, menjadi hanya tumbuh di bawah 10% pasca pemberlakuan JKN.

Parulian menambahkan, selain dihadapkan pada kendala dalam sistem JKN, industri farmasi nasional juga saat ini menghadapi kendala pasca diberlakukannya Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Menurutnya, obat dan vaksin dan produk biologi lainnya itu memang pada dasarnya tidak diharuskan untuk sertifikasi halal.

Parulian berpendapat seharusnya istilah yang digunakan bukan “dikecualikan”, tetapi justru “dibebaskan” dari kewajiban sertifikasi halal. Parulian mengungkapkan dari 25 ribu obat-obatan yang terdaftar, 95% bahan bakunya adalah impor. Sehingga, proses sertifikasi halal menjadi problem untuk obat-obatan karena proses sertifikasi halal itu mulai dari awal sampai akhir.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tumbuh sebesar 4,46% pada 2018. Kontribusi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional mencapai 2,78% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas.

Duniaindustri.com menilai pertumbuhan industri farmasi 2018 cenderung melambat karena di bawah pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu sebesar 5,17%. Hal ini menandakan tantangan yang cukup pelik dihadapi industri tersebut.

Meski demikian, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan kinerja industri farmasi cukup baik dalam beberapa tahun belakangan. "Angka (pertumbuhan) ini terus meningkat selama lima tahun terakhir," kata Airlangga, di Cimanggis, Rabu (27/3).

Saat ini neraca ekspor-impor industri farmasi masih menunjukkan defisit. Walaupun nilai ekspor komoditas ini mengalami peningkatan dari US$ 1,01 miliar pada 2017, menjadi US$ 1,13 miliar pada tahun lalu. Dalam rangka pengembangan industri, pemerintah mempunyai kebijakan pembangunan industri nasional. Kebijakan ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035.

Dalam kebijakan tersebut, industri farmasi dan bahan farmasi termasuk industri prioritas yang berperan besar sebagai penggerak utama (prime mover) perekonomian. Sebagai industri andalan masa depan, industri farmasi dan bahan farmasi terus dikembangkan melalui berbagai insentif.
“Salah satunya dengan pengurangan pajak maupun bea masuk yang ditanggung pemerintah serta bentuk insentif lainnya,” kata dia.

Menurut Airlangga, industri farmasi memiliki kekhususan sendiri. Farmasi termasuk industri yang padat modal (capital intensive), menggunakan teknologi tinggi (high technology), padat kajian (research and development intensive, aturannya ketat heavily regulated, dan pasarnya terfragmentasi (fragmented market). Saat ini industri farmasi di dalam negeri sebanyak 206 perusahaan. Jumlah tersebut didominasi oleh 178 perusahaan swasta nasional, 24 perusahaan multi-nasional dan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Industri farmasi dalam negeri termasuk industri yang telah lama berdiri dan mampu memenuhi 75 persen kebutuhan obat dalam negeri.

Namun, Airlangga mengaku bahwa industri farmasi saat ini masih terkendala produksi bahan baku, sehingga hampir 90 persen bahan bakunya masih dipenuhi dari impor. Oleh karena itu, pemerintah akan berupaya menggenjot angka investasi di sektor hulu farmasi. “Kita masih mengimpor US$ 4 miliar dalam bahan baku obat dan sekitar US$ 800 juta dalam bentuk obat jadi,” ujarnya.(*/)

Sumber: klik di sini

(Market database terlengkap, simak di bawah ini)

 
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Monitoring data
Market Survey/Company Survey
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Company database/directory
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence
Annual report

* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini

Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 166 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Implementasi Revolusi Industry 4.0 di Indonesia

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dirilis pada minggu ketiga Mei 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, tahapan perubahan, infografis menarik , terkait revolusi industri 4.0 (strategi pengembangan dan ketenagakerjaan hingga 2025). Dilengkapi dengan komparasi perkembangan industri di negara-negara maju, data komprehensif ini dapat digunakan sebagai referensi strategis guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-7). Perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meski terjadi perlambatan. Masyarakat lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran (halaman 2). Upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan b

Mengkaji 12 Metodologi Riset Pasar di Sektor Industri

   Duniaindustri.com (Juli 2024) -- Seiring dengan geliat iklim bisnis yang terasa makin cepat di semester II 2024, pelaku industri perlu memperkuat penetrasi pasar dan daya dobrak marketing guna menyongsong prospek pertumbuhan tinggi di era pemerintahan baru. Duniaindustri.com sebagai salah satu startup big data dan market research ikut mendukung hal itu dengan mengupdate digital database yang saat ini mencapai 297 data research di 28 sektor industri. Didukung metodologi yang komprehensif, mulai dari survei lapangan, database exim, direktori database, hingga studi literatur terkini, data research Duniaindustri.com diharapkan menjadi benchmark tersendiri bagi pelaku industri. Tim Duniaindustri.com memperluas cakupan metodologi dan teknik pengumpulan, penelusuran, dan pengolahan data, analisis, kajian independen, serta riset data spesifik dengan 12 komponen utama, yakni: 1. Survei lapangan 2. Kuesioner 3. Market comprehensive database (regulatory source) 4. Market intelligence database

Kumpulan 22 Riset Spesifik Otomotif Jadi Benchmark Peta Persaingan

Di era mobilisasi, digitalisasi, dan konektivitas tinggi, peranan industri otomotif makin ketara meski persaingan di sektor industri ini makin ketat. Betapa tidak, dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, industri otomotif memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negeri ini. Untuk merekam seluk beluk industri otomotif di Indonesia,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 22  data dan riset terkait perkembangan industri otomotif  di Indonesia. Mari kita simak ulasannya berikut ini. 1)  Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil) 2)  Riset Spesifik Market Tren Industri Oli Pelumas 2014-2020 (Tren Pertumbuhan & Pangsa Pasar) 2)  Riset Populasi Jumlah Sepeda Motor 1950-2025 (Market Analysis Provinsi Paling Potensial) 3)  Riset Tren Pasar Oli Motor Per Provinsi 2014-2016 (Proyeksi Market Size 2017) 4)  Riset Spesifik Market Size Industri Oli Pelumas (Tren Penjualan Dua Market Leader) new version 5)  Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mob