Langsung ke konten utama

Menelisik Tren Sumber Pembiayaan Perbankan

Akselerasi pertumbuhan tahunan kredit perbankan pada 2017 tercatat 8,1% secara tahunan (yoy), hanya naik tipis dibandingkan pertumbuhan kredit tahun sebelumnya 7,8%. Capaian pertumbuhan itu sedikit di bawah proyeksi Bank Indonesia sebesar 10%-12%.

Pertumbuhan kredit 2017 sebesar 8,1%, full year. Yang luar biasa sekali adalah pembiayaan pasar modal meningkatnya luar biasa,” ujar Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto, di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat (12/1).

Erwin mengatakan, pembiayaan ekonomi dari pasar modal melalui penerbitan saham, obligasi, dan medium term notes mengalami pertumbuhan. “Pertumbuhan pembiayaan di pasar modal sepanjang 2017 di atas 35%,” ucapnya.

Berdasarkan data BI, pada Oktober 2017 pembiayaan ekonomi Indonesia melalui pasar keuangan, seperti penerbitan saham, obligasi dan medium term notes (MTN) mengalami pertumbuhan mencapai 45,5% secara tahunan (yoy).

Erwin memperkirakan, pertumbuhan kredit perbankan sepanjang 2018 bisa mencapai 12%. Sebelumnya, BI memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit di tahun ini berada di kisaran 10%-12%, seiring dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial serta progres konsolidasi korporasi.

Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memperkirakan pertumbuhan kredit 2017 masih berpeluang menyentuh dua digit atau 10 persen. Pasalnya, kata Wimboh, pada akhir 2017 pertumbuhan penyaluran kredit menggeliat karena permintaan dari korporasi maupun individu meningkat.

Wimboh menyebut kredit konsumsi dan kredit modal kerja menjadi penopang pertumbuhan kredit pada akhir tahun. “Tapi memang masih missed (meleset) jika berdasarkan Rencana Bisnis Bank yang sebesar 11,8%. Tapi masih mendekati dua digit untuk pertumbuhannya,” ujar dia.

Bank Indonesia dan OJK sama-sama memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan pulih pada 2018, karena kondisi ekonomi domestik yang membaik dan konsolidasi perbankan yang segera tuntas. Kedua regulator memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 10% sampai 12% (tahun ke tahun) pada 2018.

Penghimpunan dana (fund raising) di pasar modal Indonesia hingga awal November 2017 sudah melampaui Rp 200 triliun, melebihi pembiayaan kredit perbankan yang baru mencapai Rp 190 triliun. Angka tersebut menunjukkan terjadinya pergeseran (shifting) bahwa penghimpunan dana di pasar modal menjadi alternatif yang lebih diminati dibanding pembiayaan kredit dari perbankan.

“Sebagai informasi, sampai awal November 2017 pertumbuhan fund raising di pasar modal sudah melampaui Rp 200 triliun, sedangkan untuk pembiayaan kredit perbankan itu baru mencapai Rp 190 triliun. Jadi tahun ini pertumbuhan fund raising di pasar modal sudah melampaui pembiayaan kredit perbankan. Nah shifting ini juga yang kita harus perhatikan karena menyangkut penggunaan dana publik,” kata Hoesen, Komisioner OJK dan Kepala Eksekutif Pasar Modal, beberapa waktu lalu.

Total fund raising korporasi di pasar modal antara lain berasal dari penawaran umum saham perdana (IPO), rights issue, dan obligasi. Total fund raising hingga awal November 2017 yang mencapai Rp 200 triliun juga melampaui pencapaian tahun 2016 sebesar Rp 165 triliun.

Hoesen menerangkan pasar modal Indonesia menunjukkan performa yang cukup baik di 2017. Pada penutupan 24 November 2017, IHSG meningkat 20,9% yoy dan 14,5% ytd. Tercatat jumlah emiten mencapai 537, naik 3,3% dari posisi 2015 sebanyak 521 emiten. “Peningkatan juga diikuti oleh kapitalisasi pasar yang pada 2015-2016 mencapai pertumbuhan 18%,” ucapnya.

Menurut dia, OJK sebagai regulator terus mengembangkan pasar modal di Indonesia, antara lain dari sisi supply dan pembangunan infrastruktur. Sementara dari sisi demand, OJK akan menerbitkan sejumlah ketentuan. “Dari sisi pengembangan investor, OJK akan mengembangkan investor ritel. Kalau investor asing sudah sangat dominan. Kami juga akan terus mengembangkan transparansi di pasar primer yaitu pada saat IPO. Kita lebih tingkatkan kualitas transparansinya,” paparnya.(*)

Sumber: klik di sini
* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 147 database, klik di sini

** Butuh 19 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Implementasi Revolusi Industry 4.0 di Indonesia

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dirilis pada minggu ketiga Mei 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, tahapan perubahan, infografis menarik , terkait revolusi industri 4.0 (strategi pengembangan dan ketenagakerjaan hingga 2025). Dilengkapi dengan komparasi perkembangan industri di negara-negara maju, data komprehensif ini dapat digunakan sebagai referensi strategis guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-7). Perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meski terjadi perlambatan. Masyarakat lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran (halaman 2). Upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan b

Mengkaji 12 Metodologi Riset Pasar di Sektor Industri

   Duniaindustri.com (Juli 2024) -- Seiring dengan geliat iklim bisnis yang terasa makin cepat di semester II 2024, pelaku industri perlu memperkuat penetrasi pasar dan daya dobrak marketing guna menyongsong prospek pertumbuhan tinggi di era pemerintahan baru. Duniaindustri.com sebagai salah satu startup big data dan market research ikut mendukung hal itu dengan mengupdate digital database yang saat ini mencapai 297 data research di 28 sektor industri. Didukung metodologi yang komprehensif, mulai dari survei lapangan, database exim, direktori database, hingga studi literatur terkini, data research Duniaindustri.com diharapkan menjadi benchmark tersendiri bagi pelaku industri. Tim Duniaindustri.com memperluas cakupan metodologi dan teknik pengumpulan, penelusuran, dan pengolahan data, analisis, kajian independen, serta riset data spesifik dengan 12 komponen utama, yakni: 1. Survei lapangan 2. Kuesioner 3. Market comprehensive database (regulatory source) 4. Market intelligence database

Kumpulan 22 Riset Spesifik Otomotif Jadi Benchmark Peta Persaingan

Di era mobilisasi, digitalisasi, dan konektivitas tinggi, peranan industri otomotif makin ketara meski persaingan di sektor industri ini makin ketat. Betapa tidak, dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, industri otomotif memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negeri ini. Untuk merekam seluk beluk industri otomotif di Indonesia,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 22  data dan riset terkait perkembangan industri otomotif  di Indonesia. Mari kita simak ulasannya berikut ini. 1)  Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil) 2)  Riset Spesifik Market Tren Industri Oli Pelumas 2014-2020 (Tren Pertumbuhan & Pangsa Pasar) 2)  Riset Populasi Jumlah Sepeda Motor 1950-2025 (Market Analysis Provinsi Paling Potensial) 3)  Riset Tren Pasar Oli Motor Per Provinsi 2014-2016 (Proyeksi Market Size 2017) 4)  Riset Spesifik Market Size Industri Oli Pelumas (Tren Penjualan Dua Market Leader) new version 5)  Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mob