Langsung ke konten utama

Dilema Pengembangan Industri Olahan Singkong

Indonesia masih dinilai menjadi net importer untuk komoditas tapioka (olahan dari singkong). Seiring dengan itu, industri tapioka juga menemui tantangan ketika harga produk impor tapioka justru bisa lebih murah dijual di pasar dalam negeri.

Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) Suharyo Husen menjelaskan saat ini produk tapioka dari Vietnam dan Thailand harganya lebih bersaing dibanding olahan pabrik dalam negeri. Hal ini menjadi penyebab industri tapioka di dalam negeri berhenti beroperasi. “Kita masih net importer tapioka, karena harga tapioka impor lebih murah,” katanya dalam forum group discussion (FGD) Tapioka dan Mocaf yang diselenggarakan Kadin Indonesia, di Jakarta, Rabu (12/12).

Dia pun mendorong kemampuan petani lokal untuk membuat harga singkong yang dijual lebih kompetitif. Menurut dia, hal itu bisa dilakukan dengan inovasi cara tanam, misalnya cara tanam per hektare yang sebelumnya menghasilkan 20-30 ton agar ditingkatkan dua kali lipat.

“Kalau bisa 60 ton per hektare. Kalau tidak bisa bersaing ya petani menderita. Kalau industri kan mana yang untung itu yang dipakai,” kata dia.

Untuk bisa mencapai produktivitas 60 ton singkong per hektare itu, Suharyo mengatakan, petani bisa menggunakan bibit-bibit populer. “Agar produktivitas itu 60 ton per hektare. Kita ada bibit yang populer, bibit gajah bisa 150 ton per hektare. Bibit Darul Hidayah bisa 102 ton per hektare cocoknya untuk mocaf (Modified Cassava Flour/singkong yang dimodifikasi),” tuturnya.

Di sisi lain, produksi komoditas singkong juga ternyata belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Karena itu, negeri ini terpaksa mengimpor singkong. Secara trend, jumlah impor singkong yang masuk ke Indonesia berfluktuasi dalam tiga tahun terakhir.

Menurut Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kadin Indonesia, Franciscus Welirang, impor singkong pada 2015 tercatat 840 ribu ton. Kemudian meningkat pada 2016 menjadi 940 ribu ton dan 2017 turun menjadi 740 ribu ton.

“Untuk 2018 ini sudah turun, sampai September 230 ribu ton. Kemungkinan sampai akhir tahun bisa 400 atau 500 ribu ton. Tapi, artinya Indonesia masih impor,” katanya.

Menurut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan impor singkong yaitu besarnya kebutuhan pakan ternak maupun untuk plastik organik, kertas, tekstil, dan berbagai keperluan lain.(*/)


Sumber: klik di sini
 

(Butuh database spesifik per sektor industri)
Atau Mari Simak Coverage Riset Data Spesifik Duniaindustri.com:
Market database
Manufacturing data
Market research data
Market leader data
Market investigation
Market observation
Market intelligence
Monitoring data
Market competition data
Multisource compilation data
Market domestic data
Market export data
Market impor data
Market directory database
Competitor profilling
Market distribution data
Consumer database
Mapping competition trend
Profiling competitor strategy
Market data analysist
Historical data
Time series data
Tabulation data
Factory directory database
Market segmentation data
Market entry strategy analysist
Big data processor
Financial Modeling/Feasibility Study
Price trend analysist
Data business intelligence


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
** Butuh competitor intelligence, klik di sini
*** Butuh copywriter specialist, klik di sini
**** Butuh content provider (branding online), klik di sini
***** Butuh jasa medsos campaign, klik di sini


Database Riset Data Spesifik Lainnya:
  • Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 164 database, klik di sini
  • Butuh 22 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
  • Butuh 18 Kumpulan Riset Data Kelapa Sawit, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Semen dan Beton, klik di sini
  • Butuh 8 Kumpulan Riset Data Baja, klik di sini
  • Butuh 15 Kumpulan Data Transportasi dan Infrastruktur, klik di sini
  • Butuh 9 Kumpulan Data Makanan dan Minuman, klik di sini
  • Butuh 6 Kumpulan Market Analysis Industri Kimia, klik di sini
  • Butuh 3 Kumpulan Data Persaingan Pasar Kosmetik, klik di sini
  • Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
  • Butuh copywriter specialist, klik di sini
  • Butuh content provider (online branding), klik di sini
  • Butuh market report dan market research, klik di sini



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kumpulan Data Industri Besi dan Baja di Indonesia

  Duniaindustri.com (Juni 2021) -- Berbagai tantangan dan peluang masih membayangi industri baja nasional. Dengan peranan penting sebagai mother industry, sektor industri baja memiliki potensi perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat Indonesia masih menjadi emerging country yang terus membangun baik infrastruktur maupun segmen konstruksi lainnya. Untuk mengcover  rekam jejak industri ini dalam digital database , siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan 15 digital database berikut ini: 1)  Data Trend Harga HRC dan CRC Periode 2016-2021 (Komparasi Harga di China dan Indonesia) 2)  Data Riset Pangsa Pasar Baja Canai Panas atau HRC 2015-2024 (Market Growth Industri Baja) 3)  Riset Data Spesifik Bahan Material Bangunan 2015-2024 (Tren Pertumbuhan Pasar Pasca Covid-19) 4)  Market Outlook 6 Jenis Baja Konstuksi 2015-2024 (Corrugated Steel, Guardrails, Steel Decks, Tower, Transmisi...

Riset Segmentasi Pasar Industri Sepeda 2016-2024

   Duniaindustri.com (Februari 2021) -- Terbukti selama masa pandemi Covid-19, sejumlah sektor industri mengalami penurunan drastis, namun ada beberapa sektor yang justru menuai pertumbuhan. Pandemi telah mengubah landskap bisnis secara sektoral dengan meninggalkan pergeseran perilaku konsumen, termasuk di industri sepeda (bicycle). Untuk membedah trend pertumbuhan serta peta pangsa pasar pemain lokal, tim Duniaindustri.com merilis " Riset Data Spesifik Industri Sepeda Bicycle 2016-2024 (Market Growth Segmentation & Market Leader Database) " pada minggu ketiga Februari 2021 yang menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market outlook, dan database digital terlengkap di Indonesia. Riset data ini berisi 38 halaman pdf berukuran 4,38 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.   Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (...

Mengkaji 12 Metodologi Riset Pasar di Sektor Industri

   Duniaindustri.com (Juli 2024) -- Seiring dengan geliat iklim bisnis yang terasa makin cepat di semester II 2024, pelaku industri perlu memperkuat penetrasi pasar dan daya dobrak marketing guna menyongsong prospek pertumbuhan tinggi di era pemerintahan baru. Duniaindustri.com sebagai salah satu startup big data dan market research ikut mendukung hal itu dengan mengupdate digital database yang saat ini mencapai 297 data research di 28 sektor industri. Didukung metodologi yang komprehensif, mulai dari survei lapangan, database exim, direktori database, hingga studi literatur terkini, data research Duniaindustri.com diharapkan menjadi benchmark tersendiri bagi pelaku industri. Tim Duniaindustri.com memperluas cakupan metodologi dan teknik pengumpulan, penelusuran, dan pengolahan data, analisis, kajian independen, serta riset data spesifik dengan 12 komponen utama, yakni: 1. Survei lapangan 2. Kuesioner 3. Market comprehensive database (regulatory source) 4. Market intelligence ...