Langsung ke konten utama

205 Perusahaan Farmasi Perebutkan Pasar Lokal Sebesar Rp 74,2 Triliun

Pasar industri farmasi ternyata besar dan menggiurkan bagi perusahaan farmasi nasional. Di tengah santernya polemik dugaan gratifikasi dokter oleh perusahaan farmasi, industri ini diperkirakan tetap tumbuh positif tahun ini. Pasar farmasi di Indonesia diestimasi tumbuh 7% menjadi Rp 74,2 triliun dibanding tahun lalu Rp 69,4 triliun, menurut perhitungan duniaindustri.com.

Estimasi tersebut mengacu pada pertumbuhan tahun lalu, laju perekonomian nasional, dan depresiasi rupiah yang membuat biaya produksi membengkak. Pertumbuhan pasar farmasi tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu sebesar 9% menjadi Rp 69,4 triliun dibanding 2013 sebesar Rp 63,8 triliun. Salah satu faktor pendongkrak pertumbuhan tinggi tahun lalu adalah berlakunya Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dijalankan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.



Berdasarkan laporan riset Business Monitor International (BMI), Indonesia tetap menjadi pasar farmasi yang paling menjanjikan di Asia Tenggara. Hal ini ditopang besarnya populasi penduduk Indonesia yang merupakan terbesar di Asia Tenggara. Selain itu, prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia solid dalam beberapa tahun ke depan. Faktor lainnya adalah kenaikan permintaan obat penyakit-penyakit tertentu, peralatan medis, dan layanan kesehatan.

“Implementasi asuransi kesehatan universal yang dijalankan BPJS turut menjadi katalis pertumbuhan pasar farmasi. Berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Desember 2015 kian memperkuat prospek bisnis farmasi Indonesia,” demikian tulis BMI dalam laporan risetnya.

Meski begitu, BMI menilai, layanan kesehatan di Indonesia belum terlalu luas. Tahun ini, layanan BPJS baru mencakup 40%-50% penduduk. Oleh karena itu, butuh waktu bagi perusahaan farmasi untuk mengkapitalisasi potensi pasar farmasi nasional yang sangat besar. BMI memperkirakan belanja kesehatan Indonesia pada 2014 naik 14% menjadi Rp 325 triliun dari 2013 sebesar Rp 285 triliun.

Saat ini terdapat 205 perusahaan farmasi di Indonesia yang berkompetisi memperebutkan pasar domestik. Struktur pasar industri farmasi Indonesia dapat dikatakan terfragmentasi, artinya tidak ada suatu perusahaan tertentu yang mendominasi dalam industri, menurut penelusuran duniaindustri.com. Di antara lebih dari 205 perusahaan yang ada dalam industri farmasi saat ini, Kalbe Group menguasai 14% pangsa pasar farmasi pada 2010 yang mencakup pasar obat resep dan obat bebas, berdasarkan data dari Intercontinental Marketing Services Health (IMS Healt). Sementara 61% pangsa pasar lainnya dikuasai oleh berbagai perusahaan swasta dan perusahaan multinasional dengan kepemilikan pasar di bawah 2%.

Terkait dengan rencana penggabungan BUMN-BUMN farmasi, keempat BUMN farmasi yang mencakup Kimia Farma, Indofarma, Bio Farma, dan Phapros tercatat hanya menguasai 15,5% pangsa pasar, sebesar 84,5% pasar sisanya dimiliki oleh perusahaan swasta dan perusahaan multinasional.

Spesifik pada obat generik, berdasarkan survei Indian Pharmaceutical Association (IPA) dan Indian Hospital Pharmacist Association (IHPA) pada 2007, Dexa Medica menguasai pasar obat generik terbesar di Indonesia, yakni sebesar 15,73%. Urutan kedua dan ketiga baru ditempati oleh 2 BUMN, yakni Indofarma yang menguasai 12,69% pasar dan Kimia Farma dengan 8,6% pasar. Pada posisi keempat dan kelima masing-masing terdapat Hexpharm dan Sanbe Farma yang menguasai 4,72% dan 3,20% pangsa pasar.

Menurut data IPA dan IHPA di atas, pangsa pasar obat generik gabungan Kimia Farma dan Indofarma saja telah mencapai 21,3%. Hal ini sekaligus menjadikan perusahaan hasil penggabungan sebagai pemimpin pasar dengan mengalahkan posisi Dexa Medica. Dengan pangsa pasar pada obat generik yang lebih besar ini, perusahaan hasil penggabungan dapat memperkuat posisinya di pasar, juga dapat terus memperbesar pasarnya seiring dengan target pemerintah memberikan prioritas bagi BUMN untuk memproduksi obat generik.(*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Implementasi Revolusi Industry 4.0 di Indonesia

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dirilis pada minggu ketiga Mei 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, tahapan perubahan, infografis menarik , terkait revolusi industri 4.0 (strategi pengembangan dan ketenagakerjaan hingga 2025). Dilengkapi dengan komparasi perkembangan industri di negara-negara maju, data komprehensif ini dapat digunakan sebagai referensi strategis guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-7). Perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meski terjadi perlambatan. Masyarakat lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran (halaman 2). Upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan b

Terbaru, Direktori 640 Perusahaan Minyak Bumi, Gas, Energi, dan Pertambangan (Update 2023)

Database Direktori 640 Perusahaan Minyak Bumi, Gas, Energi, dan Pertambangan (Update 2023)  ini dirilis pada minggu pertama November 2023 menampilkan database terlengkap dan direktori perusahaan paling komprehensif terkait informasi spesifik perusahaan-perusahaan minyak bumi,gas, energi, dan pertambangan di Indonesia. Database direktori ini mencakup 640 perusahaan minyak bumi, gas, energi, dan pertambangan di Indonesia. Database Direktori 640 Perusahaan Minyak Bumi, Gas, Energi, dan Pertambangan (Update 2023) ini merupakan perwujudan layanan big data duniaindustri.com yang menawarkan nilai lebih (value added) bagi penggunanya (user). Database Direktori 640 Perusahaan Minyak Bumi, Gas, Energi, dan Pertambangan (Update 2023) ini berisi nama perusahaan, alamat lengkap, nomor telpon dan fax atau no hp, jumlah tenaga kerja, email, dan kontak PIC. Database Direktori 640 Perusahaan Minyak Bumi, Gas, Energi, dan Pertambangan (Update 2023)  ini terangkum dalam 256 halaman pdf untuk memudahkan p

Kajian Finansial Investasi Pabrik PC Strand dan PC Wire

Riset Data Spesifik Kawat Baja Pratekan 2015-2019 (Tren Pertumbuhan Pasar dan Perhitungan HPP)   ini dirilis awal Juli 2019 menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market analisis,   market trend, analisis pertumbuhan pasar, dan outlook   pasar kawat baja pratekan (PC strand dan PC wire), perhitungan harga pokok penjualan (HPP), serta estimasi nilai investasi pabrik. Riset data ini diharapkan dapat menjadi panduan serta referensi bagi investor,   korporasi , peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset ini dimulai dengan menampilkan penjabaran fokus   kajian pasar industri kawat baja pratekan (PC strand dan PC wire)   beserta metodologi yang digunakan (halaman 2). Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan pohon industri baja, letak PC strand dan PC wire sebagai produk baja antara (penghubung antara produk hulu dan hilir) pada halaman 3. Langsung masuk ke inti kajian, pada halaman 4 sampai halaman 6, dijabarkan   riset pasar   kawat baja pratek