Langsung ke konten utama

Menghitung Jumlah Populasi Motor di Indonesia

Jumlah populasi sepeda motor di Indonesia hingga akhir 2015 diperkirakan mencapai 93,25 juta unit, menurut riset dan kompilasi data duniaindustri.com. Tingginya jumlah populasi sepeda motor tersebut sejalan dengan tingkat rasio kepemilikan yang mencapai 140 unit per 1.000 penduduk.

Jumlah tersebut merupakan hasil penambahan penjualan tahun ini yang diperkirakan sekitar 6,5 juta unit hingga 7 juta unit dengan total populasi menurut data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Berdasarkan data terbaru, Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, ada 86,253 juta unit sepeda motor di seluruh Indonesia pada April 2014, naik 11% dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit.

Sepanjang 10 bulan (Januari-Oktober) 2015, menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), penjualan motor di Indonesia mencapai 5,42 juta unit, turun -19,4% dibanding periode yang sama tahun lalu 6,72 juta unit. Merek Honda besutan PT Astra Honda Motor masih merajai industri sepeda motor di Indonesia, dengan pangsa pasar 68% hingga kuartal III 2015. Disusul, Yamaha dengan pangsa pasar 28%, Suzuki 2%, Kawasaki 2%, dan sisanya produsen lain.

Pada Oktober 2015, penjualan merek Yamaha, Suzuki, Kawasaki, dan TVS turun signifikan secara tahunan, dengan rata-rata penurunan di atas 30%, akibat pelemahan daya beli konsumen lokal. Penurunan tersebut melampaui pelemahan secara industri, mengingat penjualan secara nasional hanya turun 10,8% pada Oktober 2015 secara tahunan.

Berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang diterima duniaindustri.com, penjualan Yamaha–pemegang pangsa pasar terbesar kedua seteah Honda–turun -31% menjadi 131.463 unit pada Oktober 2015 dibanding bulan yang sama tahun au 190.618 unit. Secara bulanan, penjualan Yamaha juga turun -16,8% menjadi 131.463 unit pada Oktober 2015 dibanding September tahun ini 158.101 unit.

Penjualan motor Suzuki anjlok lebih dalam, turun -57,9% pada Oktober 2015 menjadi 7.242 unit dibanding bulan yang sama tahun lalu 17.195 unit. Secara bulanan, penjualan Suzuki turun -20% menjadi 7.242 unit pada Oktober 2015 dibanding September tahun ini 9.050 unit.

Demikian juga penjualan motor Kawasaki turun -30,4% secara tahunan (year on year) dan -1,4% secara bulanan menjadi 10.105 unit pada Oktober 2015 dibanding 14.514 unit pada Oktober 2014 dan 10.251 unit pada September 2015. Penjualan Kawasaki pada Oktober 2015 melampaui Suzuki, sehingga bertengger di posisi ketiga.

Penjualan TVS tercatat turun terparah, -84,3% secara tahunan dan -47,1% secara bulanan, pada Oktober 2015 menjadi 128 unit dibanding 817 pada Oktober 2014 dan 242 unit pada September 2015.

Sedangkan market leader Honda justru mencatatkan pertumbuhan positif, naik 0,3% secara tahunan dan 6,7% secara bulanan, menjadi 453.944 unit pada Oktober 2015 dibanding 452.508 unit pada Oktober 2014 dan 425.458 unit pada September 2015.

Pemain Baru
Meski penjualan otomotif (mobil dan motor) terkoreksi cukup dalam, pelaku industri otomotif masih tetap optimis kondisi akan berubah seiring peningkatan daya beli masyarakat ke depan. Untuk itu, Desainbagus Group melalui lini usaha autokilap.com (salon mobil panggilan) merilis Vitrooz, merek coating suite untuk bodi, kaca, ban, velg dan interior mobil.

Vitrooz mencakup crystal coating untuk paint (body mobil) dengan daya anti gores 9H. Lapisan layer nano coating di atas crystal coating berguna untuk mempertahankan fungsinya seperti melindungi dari scratch, anti oksidasi, anti UV, anti api, hujan, oli, lebih mudah dibersihkan dan mempertahankan kilap mobil Anda sampai tahunan.

Dengan harga yang kompetitif, Desainbagus Group meyakini merek baru ini dapat diterima pasar dan menjadi salah satu produk alternatif perawatan mobil dan motor.(*)

Sumber: klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

15 Kumpulan Data Industri Besi dan Baja di Indonesia

  Duniaindustri.com (Juni 2021) -- Berbagai tantangan dan peluang masih membayangi industri baja nasional. Dengan peranan penting sebagai mother industry, sektor industri baja memiliki potensi perkembangan yang cukup signifikan di Indonesia. Terlebih lagi mengingat Indonesia masih menjadi emerging country yang terus membangun baik infrastruktur maupun segmen konstruksi lainnya. Untuk mengcover  rekam jejak industri ini dalam digital database , siapa market leader, tren pertumbuhan pasar, serta bagaimana peta persaingannya, simak ulasan 15 digital database berikut ini: 1)  Data Trend Harga HRC dan CRC Periode 2016-2021 (Komparasi Harga di China dan Indonesia) 2)  Data Riset Pangsa Pasar Baja Canai Panas atau HRC 2015-2024 (Market Growth Industri Baja) 3)  Riset Data Spesifik Bahan Material Bangunan 2015-2024 (Tren Pertumbuhan Pasar Pasca Covid-19) 4)  Market Outlook 6 Jenis Baja Konstuksi 2015-2024 (Corrugated Steel, Guardrails, Steel Decks, Tower, Transmisi...

Data Terbaru, Analisa Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023

        Riset Data Pertumbuhan Pasar Tepung Bumbu dan Bumbu Penyedap 2017-2023 (Pangsa Pasar Top 5 Market Leader)  ini dirilis minggu ketiga Oktober 2023 menampilkan kajian data spesifik, riset spesifik industri bumbu (food seasoning) serta bahan tambahan pangan (BTP), database lengkap, pangsa pasar market leader, serta market trend untuk periode 2017-2023. Riset data ini berisi 61 halaman pdf berukuran 6,2 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas. Riset ini dimulai dengan menampilkan dengan menampilkan highlights perekonomian Indonesia 2020-2022 serta outlook 2023. Tantangan perlambatan ekonomi di 2020-2023 menjadi perhatian khusus para pelaku industri, termasuk pebisnis industri bumbu dan BTP. (halaman 2-4) Kemudian disusul megatrend dunia menuju 2045 dan demografi dunia di halaman 5, highlights demografi Indonesia periode 2010 hingga 2045 di halaman...

Riset Segmentasi Pasar Industri Sepeda 2016-2024

   Duniaindustri.com (Februari 2021) -- Terbukti selama masa pandemi Covid-19, sejumlah sektor industri mengalami penurunan drastis, namun ada beberapa sektor yang justru menuai pertumbuhan. Pandemi telah mengubah landskap bisnis secara sektoral dengan meninggalkan pergeseran perilaku konsumen, termasuk di industri sepeda (bicycle). Untuk membedah trend pertumbuhan serta peta pangsa pasar pemain lokal, tim Duniaindustri.com merilis " Riset Data Spesifik Industri Sepeda Bicycle 2016-2024 (Market Growth Segmentation & Market Leader Database) " pada minggu ketiga Februari 2021 yang menampilkan riset independen, riset data spesifik, data komprehensif, market outlook, dan database digital terlengkap di Indonesia. Riset data ini berisi 38 halaman pdf berukuran 4,38 MB yang dibuat untuk menjadi panduan komprehensif serta referensi bagi investor, korporasi, peneliti, dan berbagai stakeholders secara luas.   Riset data ini dimulai dengan menampilkan ulasan singkat (...