Langsung ke konten utama

Mencermati Isu Sustainable Palm Oil Dikaitkan dengan Faktor Lingkungan

Isu consensus global dalam standar keberlanjutan kelapa sawit dinilai membutuhkan upaya kolaborasi dari multistakeholders. Upaya kolaborasi akan mengurangi kesenjangan antara berbagai standar yang telah ada, sehingga memunculkan persamaan bersama.

Hal itu menjadi pembahasan dalam konferensi internasional ICOPE 2018 sesi 11 di Nusa Dua Bali, Jumat (27/4). ICOPE 2018 sendiri diselenggarakan selama tiga hari pada 25-27 April 2018, yang dihadiri lebih dari 400 delegasi dari 30 negara. Di sesi ke-11 ICOPE 2018, bertindak sebagai moderator adalah Alain Rival, Regional Director of CIRAD, dan menghadirkan 5 pembicara yakni Michael Buki, European Union Delegation to Indonesia, Tiur Rumondang, Director of Operations RSPO Indonesia, Azis Hidayat, Head of the Secretariat ISPO, Stephen Krecik, Co Founder Rainforest Alliance Indonesia, serta Andras Feige dari ISCC.

Alain menjelaskan tujuan dari sesi ini untuk mendengarkan harapan dan solusi yang diharapkan ke depan. “Solusi seperti apa dalam kondisi apa untuk mencapai konsensus global dalam standar keberlanjutan kelapa sawit, ini yang kita diskusikan bersama,” katanya.

Stephen Krecik menjelaskan konsensus standar mesti menjadi peluang pembelajaran kolaboratif untuk peningkatan nilai.“Standar keberlanjutan itu seperti reputasi. Bagaimana cara dikembangkan ke depan? Perlu upaya kolaboratif untuk peningkatan nilai,” ucapnya.

Sementara Michael Buki menilai semakin banyak orang yang ikut diskusi dalam mewujudkan konsensus global dalam standar keberlanjutan kelapa sawit, semakin bagus penerimaannya di pasar. “Perlu legitimasi dari berbagai pihak, misalnya NGO, perlu konsolidasi ke pemerintah pusat, butuh kolaborasi, bukan kompetisi.Ada banyak ruang untuk bertumbuh dan masih banyak ruang untuk perbaikan,” ucapnya.

Michael Buki juga menyoroti topik besar yakni kekhawatiran Uni Eropa melarang masuknya sawit. Meski demikian, dia menilai pasar eropa itu cukup ramah terhadap sawit. “Perdagangan tahun lalu 2,5 miliar euro, belum pernah sebelumnya, pertumbuhan dua digit. Di sisi lain, ada dialog konstruktif terkait iklim, lingkungan, dan perdagangan,” tuturnya.

Tahun ini, lanjut dia, parlemen Eropa mempertimbangkan mengecualikan biofuel berbasis sawit sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Tapi, Dewan Eropa menyuarakan suara yang berbeda. Karena itu, saat ini parlemen, dewan, komisi Eropa sedang melakukan dialog tiga arah. “Sejarah menunjukkan kami tidak diskriminatif. Tapi betul, Eropa perhatikan betul deforestasi dan sustainable development goals (SDG). Sudah ada indikasi sawit bukan penyebab deforestasi terbesar. Kami coba memahami ekonomi sawit,” paparnya.

Perhatian utama Eropa, kata dia, saat ini lebih ditekankan pada penurunan emisi dan degradasi hutan, kesepakatan Paris, terkait cara menurunkan emisi, serta dukungan apa yang bisa diberikan. “Perhatian kami di Eropa, produksi kelapa sawit RI terus meningkat, apakah sesuai dengan penurunan emisi jangka panjang?” tanyanya.

Konsensus Global

Tiur Rumondang menilai untuk menuju konsensus global, perlu adanya penggabungan beberapa standar berkelanjutan kelapa sawit yang ada saat ini. “Ketika mau penggabungan beberapa standar, kita harus lihat kesamaan. Mencari kesamaan ini menjadi tantangannya,” ujarnya.

Meski demikian, Tiur menegaskan, pihaknya siap menggabungkan standar berkelanjutan RSPO ke dalam ISPO. “Kami sudah mengakomodir peraturan perundangan-undangan Indonesia,” paparnya.

Dia menjelaskan, dalam mencari kesamaan antara standar yang ada, dibutuhkan metodologi tertentu yang dapat menyatukan kesenjangan antara standar-standar itu. “Dalam nilai keberlanjutan, kami dari RSPO sangat menghargai multistakeholder. Transparansi juga sangat penting. Ini menjadi kesenjangan. Makanya cukup sulit untuk menyatukan ini. RSPO dari industri, yang satu lagi (ISPO) dari pemerintah,” ucapnya.

Sebagai gambaran, lanjut dia, RSPO didirikan 2014.Tujuannya untuk menghasilkan sawit berkelanjutan dengan pendekatan multistakeholders. RSPO saat ini beroperasi di 9 negara. “Maret 2018, kami sudah mencakup 19% dari supply CPO di seluruh dunia, atau 12,43 juta ton CPO,” paparnya.

Sementara untuk ISPO, kata Azis Hidayat, sudah diberikan sertifikasi diberikan kepada 342 perusahaan, 3 koperasi, 1 smallholders, mencakup 2,41 juta ha dan produksi 8,75 juta ton sampai Desember 2017. “Total sertifikat ISPO yang sudah diberikan mencapai 346,” ujarnya.

Pentingnya ISPO karena Indonesia merupakan negara produsen sawit terbesar. Tujuan ISPO sangat berbeda, yakni menegakkan peraturan pemerintah bagi rantai pasok sawit, memposisikan sawit berkelanjutan sebagai posisi penting bagi perekonomian, mendukung Indonesia untuk penurunan emisi rumah kata.

“ISPO mengadopsi 16 Undang-undang termasuk prinsip internasional. Komisi ISPO terdiri dari eselon 1 Kementan, juga Badan Standarisasi Nasional (BSN), Gapki, DMSI, LSM, akademisi,” ucapnya.(in depth news)

Sumber: klik di sini


* Butuh data spesifik atau riset pasar, total ada 153 database, klik di sini
** Butuh 20 Kumpulan Database Otomotif, klik di sini
*** Butuh competitor intelligence ataupun riset khusus (survei & observasi), klik di sini
**** Butuh copywriter specialist, klik di sini
***** Butuh content provider, klik di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Strategi Implementasi Revolusi Industry 4.0 di Indonesia

Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dirilis pada minggu ketiga Mei 2018 menampilkan data komprehensif, tren perkembangan, tahapan perubahan, infografis menarik , terkait revolusi industri 4.0 (strategi pengembangan dan ketenagakerjaan hingga 2025). Dilengkapi dengan komparasi perkembangan industri di negara-negara maju, data komprehensif ini dapat digunakan sebagai referensi strategis guna menentukan arah strategi bisnis ke depan. Data Komprehensif Revolusi Industri 4.0 (Strategi Pengembangan dan Ketenagakerjaan hingga 2025) ini dimulai dengan paparan data makro ekonomi Indonesia, inflasi, dan nilai tukar rupiah (halaman 2-7). Perekonomian Indonesia masih tumbuh positif, meski terjadi perlambatan. Masyarakat lebih memilih dalam berbelanja yang seperlunya, walaupun terjadi tren peningkatan dalam aktivitas pelesiran (halaman 2). Upaya perbaikan pemerataan infrastruktur menjadi prioritas pemerintah dengan b

Mengkaji 12 Metodologi Riset Pasar di Sektor Industri

   Duniaindustri.com (Juli 2024) -- Seiring dengan geliat iklim bisnis yang terasa makin cepat di semester II 2024, pelaku industri perlu memperkuat penetrasi pasar dan daya dobrak marketing guna menyongsong prospek pertumbuhan tinggi di era pemerintahan baru. Duniaindustri.com sebagai salah satu startup big data dan market research ikut mendukung hal itu dengan mengupdate digital database yang saat ini mencapai 297 data research di 28 sektor industri. Didukung metodologi yang komprehensif, mulai dari survei lapangan, database exim, direktori database, hingga studi literatur terkini, data research Duniaindustri.com diharapkan menjadi benchmark tersendiri bagi pelaku industri. Tim Duniaindustri.com memperluas cakupan metodologi dan teknik pengumpulan, penelusuran, dan pengolahan data, analisis, kajian independen, serta riset data spesifik dengan 12 komponen utama, yakni: 1. Survei lapangan 2. Kuesioner 3. Market comprehensive database (regulatory source) 4. Market intelligence database

Kumpulan 22 Riset Spesifik Otomotif Jadi Benchmark Peta Persaingan

Di era mobilisasi, digitalisasi, dan konektivitas tinggi, peranan industri otomotif makin ketara meski persaingan di sektor industri ini makin ketat. Betapa tidak, dengan jumlah penduduk 260 juta jiwa, industri otomotif memberikan kontribusi besar bagi perekonomian negeri ini. Untuk merekam seluk beluk industri otomotif di Indonesia,  duniaindustri.com  memiliki sedikitnya 22  data dan riset terkait perkembangan industri otomotif  di Indonesia. Mari kita simak ulasannya berikut ini. 1)  Riset Data Populasi Mobil 1950-2025 (Market Analysis Persaingan Pangsa Pasar Mobil) 2)  Riset Spesifik Market Tren Industri Oli Pelumas 2014-2020 (Tren Pertumbuhan & Pangsa Pasar) 2)  Riset Populasi Jumlah Sepeda Motor 1950-2025 (Market Analysis Provinsi Paling Potensial) 3)  Riset Tren Pasar Oli Motor Per Provinsi 2014-2016 (Proyeksi Market Size 2017) 4)  Riset Spesifik Market Size Industri Oli Pelumas (Tren Penjualan Dua Market Leader) new version 5)  Riset Eksklusif Pasar Oli Pelumas Mob